Hello
sahabat, My second moodbooster. Sebelumnya, I thank to all people of Diskusi
Terbuka karna dari pembahasan kalian membuat saya ingin mengembangkannya menjadi
sebuah tulisan. Saya berterima kasih juga kepada kalian karna sudah menyempatkan beberapa menit
untuk membaca tulisan kecilku. Walaupun tulisanku ini belum bisa bersanding dengan tulisan Arman Dhani, Jostein Gaarder, Tan Malaka, ataupun Pramoedya Anata Toer, but thank you so much
guys, it means a lot for me.
Guys,
kerap kali kita mendengar pertanyaan klise tentang ‘Apa tujuan hidupmu ?’ ‘Apakah
impianmu ?’ ‘Mau jadi apa engkau kelak, nak ?’. Dalam banyak kasus, setiap
orang pasti memiliki agenda masing-masing mengenai hal tersebut. Impian,
Cita-Cita, dan Tujuan Hidup tentu saja kita pernah merangkainya dalam pikiran. Ya!
setiap orang pernah bermimpi. Setiap insan manusia pasti memiliki cita-cita.
Setiap individu pasti memiliki tujuan hidup. Tapi terkadang kita menjadi salah
kaprah dalam membedakannya ketiganya. Untuk itu disini saya akan mencoba menjelaskan
perbedaan antara Impian, Cita-Cita, dan Tujuan Hidup.
- Impian
Berbicara mengenai Impian, kita pasti
pernah menginginkan suatu hal yang membuat kita ingin memilikinya. Misalnya,
kalian mengingingkan sebuah sepatu cantik namun saat itu uang kalian tak
mencukupi, kalian pasti akan berusaha untuk mendapatkannya, entah itu dengan
menyisipakan uang ataupun dengan bekerja keras. Impian adalah sesuatu yang
menjadi ambisi besar kehidupan kita, dimana semua hal, materi, mental, hingga fisik
kita kerahkan untuk meraihnya. Impian berjangka waktu relatif---tergantung
besar usaha kalian. Impian juga cenderung berkaitan dengan benda. Dalam meraih
impian, kita membutuhkan penyokongnya yaitu materi, mental, dan fisik.
- Cita-Cita
Saat
saya duduk di bangku taman kanak-kanak, guru saya pernah mengajukan sebuah pertanyaan
klise kepada saya, ia berkata ”Mau jadi apa engkau kelak, nak ?” dan detik itu juga
dengan sebuah kalimat polos yang terlontar dibibir kecil saya ”Saya ingin jadi Polwan,
bu”. Cita-cita saya sewaktu kecil ingin menjadi seorang Polwan. Entah dengan
alasan dasar apa saya memilih profesi Polwan menjadi cita-cita saya. Mungkin
karena seorang Polwan begitu ditakuti oleh kami---sekelompok anak yang masih
dalam masa pertumbuhan.
Dari ilustrasi diatas, saya
menyimpulkan bahwa cita-cita adalah
gambaran sketsa diri kita di masa yang akan datang. Cita-cita tujuannya
lebih mengarah dan spesifik saat ”masa hidup saja”. Namun cita-cita dapat
berubah-ubah seiring perjalanan hidup seorang. Cita-cita cenderung berjangka
waktu panjang/pendek tergantung proses dalam menggapainya. Cita-cita erat
kaitannya dengan profesi/posisi dan hanya mengangkut diri sendiri.
- Tujuan Hidup
Dalam perspektif saya, tujuan hidup
lebih mengacu terhadap hal yang bersifat religius. Tujuan hidup layaknya sebuah
sketsa hidup absurd yang akan terus mengalami proses alamiah semasa hidup kita,
yang dimana berujung “ kesiapan rohani dan jasmani” sebelum datangnya kematian.
Tujuan hidup berjangka panjang, tidak bergantung masalah material atau abstrak
saja. Tujuan hidup juga tidak menyangkut diri sendiri tetapi juga menyangkut
orang lain. Pada dasarnya, kita mungkin telah mempunyai tujuan hidup. Hanya
saja mungkin kita terlalu buta untuk melihatnya. Kita terlalu malas untuk
merasakannya. Jadi, ketika kita ditanya ‘apakah tujuan hidupmu ?’. Kita kadang
tak dapat menjawabnya karna kadang ego
kita menginginkan kita untuk menciptakan sebuah tujuan hidup yang “WAH” yang
dapat memberikan tepukan tangan ketika kita melontarkannya. Toh kalau ditanya
balik, saya tentu akan menjawab tujuan hidupku adalah “Bahagia dan dapat
membawa kebahagian dan manfaat untuk orang lain, karna kita hidup tidak hanya sendiri.”
Dari tulisan saya diatas, saya berharap
kalian dapat membedakan antara impian, cita-cita, dan tujuan hidup. Semoga
mulai saat ini kalian tak lagi menutup mata terhadap tujuan hidup kalian
karna tujuan hidup tak akan mengantarkanmu kedalam sebuah kegelapan – Lastriss (2/2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar